Jangan Sakiti Lumba-Lumba



Yogyakarta - Teman-teman, kalian sudah pernah menonton sirkus lumba-lumba? Sudah dari dulu aku juga ingin melihat lumba-lumba, tapi bukan di sirkus, melainkan di laut lepas. Aku ingin tahu bagaimana kehidupan lumba-lumba di laut lepas. Kalian tahu tidak dari mana asal lumba-lumba sirkus? Bukan dari penangkaran lumba-lumba, lho, melainkan dari samudra. Dia dijaring, dibawa ke tempat pemeliharaan, dilatih, lalu dijadikan hewan sirkus. Semua itu menyiksa sekali, lho!
Salah satu usaha untuk menghentikan penyiksaan itu diadakan aksi penyalaan lilin STOP…. Protes damai ini diselenggarakan oleh Animal Friends Jogja dan Masyarakat Peduli Satwa di depan Gedung Agung Yogyakarta, pukul 18.00, 2 Desember 2012. Acara ini diselenggarakan saat ada pentas lumba-lumba di Alun-alun Utara Yogyakarta. Diharapkan masyarakat yang ingin menonton sirkus lumba-lumba membatalkan rencananya. Sayangnya aksi damai ini tidak terlalu berdekatan lokasinya dengan tempat sirkusnya. Menurut mbak Ina (DZ Angelina Pane) dari Animal Friends Jogja, mereka berjuang agar pemerintah menarik lumba-lumba yang dipakai untuk sirkus lalu dirawat dan disembuhkan bila luka atau sakit, lalu dilepas ke laut.


Sirkus lumba-lumba sebenarnya menyakiti hewan lumba-lumba lho


Malam itu diperingati pula meninggalnya Wen Wen, seekor lumba-lumba yang mati saat dikirim dari Filipina ke Marine Life Park di Singapura. Mamalia yang seharusnya hidup bebas di laut ini mati karena tekanan tinggi di pesawat. Lumba-lumba itu sensitif terhadap suara. Dia bisa mendengar suara yang tidak tertangkap telinga manusia. Waktu dikirim lewat udara, lumba-lumba stres mengalami tekanan tinggi suara.
Lumba-lumba tidak dikirim dalam air, lho, saat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Lumba-lumba hanya diolesi mentega dan dibungkus kain basah. Tujuannya untuk melembabkan tubuh mamalia pintar ini. Kasihan sekali, ya…




Di kolam pemeliharaan pun lumba-lumba terancam meninggal karena stress, infeksi bakteri, juga banyak suara. Maklum biasanya lumba-lumba bisa berenang bebas hingga berkilo-kilometer. Sedangkan bila di kolam buatan lumba-lumba terbatas berenangnya. Akibat hidup tidak bahagia, lumba-lumba seharusnya bisa hidup 50 tahun, tapi bila dipelihara di sirkus hanya bisa bertahan maksimal 5 tahun.
Apa yang kuceritakan ini sebenarnya juga sudah tersebar luas di internet. Namun, masih saja banyak orang yang tidak tahu bagaimana tersiksanya lumba-lumba. Saat ini pun di lapangan Denggung, Sleman, Yogyakarta ada pertunjukan sirkus lumba-lumba yang diadakan selama bulan Desember 2012 ini. Teman-teman, kalian pasti sayang, kan, sama lumba-lumba? Tolong ingatkan siapa saja untuk berhenti menjadikan lumba-lumba sebagai hewan sirkus. Semoga suatu saat aku dan kalian semua bisa mengunjungi lumba-lumba yang bahagia di rumahnya… laut lepas.

Senin, 14 Januari 2013 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Ayah/Bunda ke Blog kami. Silahkan apabila Ayah/Bunda dan pembaca ingin berkomentar tentang isi Blog kami. Thanks