• your image alt

    Saung Lilbee

    Belajar dipagi hari sambil menikmati suasana alam yang asri, dibawah pepohonan yang rindang, diatas rumput nan hijau menjadikan suasana belajar menyenangkan

  • your image alt

    Halaman Ruang Sentra

    Belajar dipagi hari sambil menikmati suasana alam yang asri, dibawah pepohonan yang rindang, diatas rumput nan hijau menjadikan suasana belajar menyenangkan

  • your image alt

    Siswa-siswi Lilbee

    Para guru berfoto bersama siswa-siswi angkatan ke 2

  • your image alt

    Wisuda Siswa-siswi Lilbee Angkatan ke 3 Th 2012

    Siswa-siswi Taman Bermain Lilbee yang wisuda berfoto bersama dengan ayah dan bunda tercinta

  • your image alt

    SD Lilbee

    Sekolah Lilbee membuka pendaftaran siswa baru th ajaran 2013-2014

  • your image alt

    Konsep dan Kurikulum SD Lilbee

    Sistem pendidikan modern berbasis karakter dan alam

Open House Lilbee 2013


Assalamualaikum..
Salam Jumpa Bersama Taman Bermain LilBee

Taman bermain LilBee ingin mengajak teman-teman untuk
Bermain sambil belajar bersama alam.
Di taman bermain Lilbee ada
·         Menangkap ikan
·         Berkebun
·         Angklung
·         Menari dan membaca puisi
·         Sentra Dramatic
·         Sentra Pembangunan
·         Sentra Bahan Alam
·         Serta ada Dongeng dari Kak Reni dan Kak Pita

Teman-teman dating saja langsung bersama ayah dan bunda ya pada
Hari Sabtu, 02 Februari 2013
Di taman bermain LilBee

Dan banyak program-program lainyang LilBee siapkan. Jadi jangan
di lewatkan ya

Salam Manis Lil’Bee

Read More
Senin, 14 Januari 2013 0 komentar

Jangan Sakiti Lumba-Lumba



Yogyakarta - Teman-teman, kalian sudah pernah menonton sirkus lumba-lumba? Sudah dari dulu aku juga ingin melihat lumba-lumba, tapi bukan di sirkus, melainkan di laut lepas. Aku ingin tahu bagaimana kehidupan lumba-lumba di laut lepas. Kalian tahu tidak dari mana asal lumba-lumba sirkus? Bukan dari penangkaran lumba-lumba, lho, melainkan dari samudra. Dia dijaring, dibawa ke tempat pemeliharaan, dilatih, lalu dijadikan hewan sirkus. Semua itu menyiksa sekali, lho!
Salah satu usaha untuk menghentikan penyiksaan itu diadakan aksi penyalaan lilin STOP…. Protes damai ini diselenggarakan oleh Animal Friends Jogja dan Masyarakat Peduli Satwa di depan Gedung Agung Yogyakarta, pukul 18.00, 2 Desember 2012. Acara ini diselenggarakan saat ada pentas lumba-lumba di Alun-alun Utara Yogyakarta. Diharapkan masyarakat yang ingin menonton sirkus lumba-lumba membatalkan rencananya. Sayangnya aksi damai ini tidak terlalu berdekatan lokasinya dengan tempat sirkusnya. Menurut mbak Ina (DZ Angelina Pane) dari Animal Friends Jogja, mereka berjuang agar pemerintah menarik lumba-lumba yang dipakai untuk sirkus lalu dirawat dan disembuhkan bila luka atau sakit, lalu dilepas ke laut.


Sirkus lumba-lumba sebenarnya menyakiti hewan lumba-lumba lho


Malam itu diperingati pula meninggalnya Wen Wen, seekor lumba-lumba yang mati saat dikirim dari Filipina ke Marine Life Park di Singapura. Mamalia yang seharusnya hidup bebas di laut ini mati karena tekanan tinggi di pesawat. Lumba-lumba itu sensitif terhadap suara. Dia bisa mendengar suara yang tidak tertangkap telinga manusia. Waktu dikirim lewat udara, lumba-lumba stres mengalami tekanan tinggi suara.
Lumba-lumba tidak dikirim dalam air, lho, saat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Lumba-lumba hanya diolesi mentega dan dibungkus kain basah. Tujuannya untuk melembabkan tubuh mamalia pintar ini. Kasihan sekali, ya…




Di kolam pemeliharaan pun lumba-lumba terancam meninggal karena stress, infeksi bakteri, juga banyak suara. Maklum biasanya lumba-lumba bisa berenang bebas hingga berkilo-kilometer. Sedangkan bila di kolam buatan lumba-lumba terbatas berenangnya. Akibat hidup tidak bahagia, lumba-lumba seharusnya bisa hidup 50 tahun, tapi bila dipelihara di sirkus hanya bisa bertahan maksimal 5 tahun.
Apa yang kuceritakan ini sebenarnya juga sudah tersebar luas di internet. Namun, masih saja banyak orang yang tidak tahu bagaimana tersiksanya lumba-lumba. Saat ini pun di lapangan Denggung, Sleman, Yogyakarta ada pertunjukan sirkus lumba-lumba yang diadakan selama bulan Desember 2012 ini. Teman-teman, kalian pasti sayang, kan, sama lumba-lumba? Tolong ingatkan siapa saja untuk berhenti menjadikan lumba-lumba sebagai hewan sirkus. Semoga suatu saat aku dan kalian semua bisa mengunjungi lumba-lumba yang bahagia di rumahnya… laut lepas.

Read More
0 komentar

Dinosaurus MIni

Penemuan terbaru berupa fosil dinosaurus yang berukuran kecil






Afrika Selatan - Tidak semua dinosaurus berukuran besar dan menyeramkan. Ada juga lho, dinosaurus yang berukuran sangat kecil. Seperti dinosaurus jenis Pegomastax yang baru saja ditemukan. 

Beberapa dinosaurus dari jenis heterodontosaurid panjangnya kurang dari 60 cm, sehingga dikategorikan sebagai dinosaurus kerdil. Fosil dinosaurus heterodontosaurus ditemukan di banyak tempat dari Inggris hingga China. 

Sekarang ini, sebuah spesies baru yang ganjil telah ditemukan dari Afrika Selatan. Fosil spesies dinosaurus kerdil itu terdapat pada batuan merah yang sudah diteliti ilmuwan sejak awal tahun 1960-an. Selama ini, fosil spesies tersebut disimpan di laboratorium Harvard tanpa ada yang menyadari bahwa itu merupakan spesies yang belum teridentifikasi. Fosil itu memperlihatkan tubuh dinosaurus yang sangat unik. Moncongnya seperti paruh burung, rahangnya setebal 3 cm, gigi geligi yang tajam, dan tulang tengkorak yang panjangnya tidak lebih dari 10 cm. Panjang badan keseluruhan sekitar 60 cm dan diperkirakan beratnya setara dengan kucing rumahan berukuran kecil. 

Oleh peneliti Paul C. Sereno dari University of Chicago, spesies dinosaurus kerdil tersebut dinamai Pegomastax africanus, yang berarti rahang tebal dari Afrika. Penemuan itu dipublikasikan dalam jurnal online ZooKeys awal Oktober ini. Fosil-fosil Pegomastax tersebut akhirnya dikembalikan ke Museum Afrika Selatan di Cape Town.

Read More
Senin, 08 Oktober 2012 0 komentar

Yuk, Cegah Gigi Berlubang

Periksa gigi secara rutin untuk mencegah gigi berlubang


Jakarta – Kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2012 di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, dimulai sejak Senin (1/10). Berlangsung selama tiga hari, hingga Rabu (3/10), kegiatan ini melibatkan sebanyak 64 dokter gigi yang didampingi sekitar 224 mahasiswa kedokteran gigi dan 13 perawat gigi. 

Pada kesempatan ini, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan berupa penambalan sederhana yang tidak melibatkan perawatan syaraf gigi (menggunakan bahan tambal amalgam, komposit, atau glass lonomer). Ada juga pelayanan berupa pencabutan tanpa komplikasi gigi sulung atau gigi tetap, pembersihan karang gigi, dan perawatan pencegahan gigi berlubang dengan aplikasi Fluoride atau Fissure Sealant.
 
 Drg. Henny Krishnawati, Sp.Pros, MARS, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) mengatakan, “Guna memberikan edukasi dini, pihaknya juga mengundang sekitar 400 anak dari sejumlah SDasar di sekitar kampus untuk mendapatkan penyuluhan seputar merawat gigi dan mulut. Tujuannya, agar mereka dapat memahami dan menjalani perilaku menyikat gigi dua kali sehari dengan tepat.” 

 Dampak Gigi Berlubang
 
BKGN 2012 merupakan kerjasama antara Unilever Indonesia dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut dengan kebiasaan baik berkunjung ke dokter gigi secara teratur. Juga, menyikat gigi minimal 2 kali sehari, yaitu saat pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur untuk mewujudkan Senyum Sehat Indonesia. 

 Menurut Drg. Ratu Mirah Afifah GCClindent., MDSc, Professional Relationship Manager Oral Care Unilever Indonesia, hasil BKGN 2011 menunjukkan sekitar 94% pengunjung mengalami permasalahan gigi dimana sebagian besar pasien adalah anak-anak. Hal ini sangat disayangkan karena dapat mengakibatkan rasa sakit, gangguan penyerapan makanan, dan menyebabkan penyakit di bagian tubuh lain. Selain itu, gigi berlubang yang tidak diobati akan memberikan dampak fisik dan psikologis selama masa pertumbuhan anak, termasuk dalam berpenampilan, cara berbicara, dan bersosialisasi. 

Karena itu, masalah gigi berlubang jangan dibiarkan hingga parah karena akan mempengaruhi kualitas hidup dimana pasien memiliki risiko tinggi untuk dirawat di rumah sakit. Hal ini berdampak pada biaya pengobatan tinggi dan berkurangnya waktu belajar di sekolah. “Di Indonesia, sakit gigi mengakibatkan seseorang kehilangan waktu  kerja atau  sekolah rata-rata 4 hari setiap bulannya. Jadi, cegah gigi berlubang mulai sekarang!” imbau Drg. Ratu.

Read More
0 komentar

Bersaing Mengasuh Anak

Percakapan seperti ini sering kali Bunda jumpai;
Ibu A: ”Anakku sudah bisa membaca, lho padahal umurnya baru 2 tahun.”
Ibu B: ”Oia? Si kakak umur segitu malah sudah bisa menulis. Telaten ajarkan nulis juga dong.”
Ibu C: ”Meski belum bisa menulis, anakku luar biasa cerdasnya. Kadang aku berpikir tumbuh kembangnya lebih cepat dibanding anak-anak seusianya.”

Sadar nggak kalau kadang kita berpikir dan beranggapan anak kita selalu lebih hebat dibanding anak lainnya. Dan hal ini juga yang membuat kita bersikap, bahwa pola asuh yang kita terapkan paling oke dibanding yang lain. Kenapa begitu? Menurut Jane Swigart, Ph.D., penulis The Myth of the Perfect Mother, Kita memang berada di lingkungan yang penuh dengan situasi persaingan, dan ini terjadi pula di lingkungan sesama ibu.

Awalnya, persaingan antar ibu ini muncul ketika masa kehamilan, di mana banyak ibu yang ramai-ramai membandingkan kehamilannya. Begitu pun pas persalinan. Bunda masih ingat bagaimana pandangan seorang ibu yang seolah mencibir ibu lain ketika harus melahirkan secara sesar. ”Kalau nggak merasakan kontraksi mah namanya lahiran ’boongan’, bu. Hehe,” begitu ujarnya. Belum lagi ketika kita—misalnya—nggak bisa memberikan ASI dengan alasan tertentu. Sudah pasti bakal ada protes keras dari sebagian itu yang otomatis membuat kita makin merasa gagal dan terpuruk. Ditambah ketika ada saja yang membandingkan tumbuh kembang anak kita dengan anaknya yang—menurutnya—jauh lebih hebat. Baru ngerasa deh, motherhood itu keras, bung!

 Dorongan dan perasaan ingin menilai ibu lain itu hal yang lumrah dan Bunda nggak menyalahkan hal tersebut. Tapi ada baiknya kita juga memikirkan efek lain dari penilaian tersebut. Merasa anak tetangga lebih pintar, ada lho ibu yang memaksa anak untuk kursus ini itu dengan tujuan agar anak bisa pintar. Salah? Nggak juga, namun bagaimana dari segi mental anak? Apa anak akan merasa happy? Apa anak sempat bermain? Apa menjadi pintar bagi mereka itu keharusan?

Para ahli psikologi sepakat, biasanya Ibu memiliki kecenderungan lebih kritis terhadap perkembangan anaknya. Dan sikap kritis ini pula yang memicunya untuk terus membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain. Dalam batas tertentu, sikap membanding-bandingkan bisa jadi motivasi positif, tapi lebih sering justru membuat ibu lain rendah diri dan merasa gagal.
 
Satu hal nih yang mungkin sama-sama harus kita sadari. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing dan perkembangan sesama anak nggak bisa dipukul rata. Ketika anak Anda bisa berdiri, mungkin saja anak tetangga yang seumuran masih belajar merangkak atau anak sepupu bakhan sudah bisa berjalan. Hal ini wajar kok, karena masing-masing anak punya kecepatan perkembangan yang berbeda-beda.

Jadi, mari bersaing positif dalam mengasuh anak, namun tetap mengingat ada batasan-batasan tertentu. Setiap orang tua punya hak mutlak dalam gaya pengasuhan anaknya. Pengasuhan yang tepat bagi kita belum tentu bagi mereka. Yuk dukung sesama orang tua dengan tidak membandingkan segala hal yang bisa membuat orang tua lain rendah diri. Tetap bersyukur dengan segala yang sudah kita miliki dan mencoba mendukung mereka yang membutuhkan. Dengan begini, rasanya nggak akan ada anak yang merasa dikorbankan demi ego kita sebagai orang tua, setuju?


Read More
Minggu, 02 September 2012 0 komentar

Anak Hiperaktif



Memiliki rasa ingin tahu yang besar sebenarnya adalah hal yang wajar dimiliki oleh setiap anak. Akan tetapi setiap orangtua harus lebih kritis dalam mencermati perilaku anak. Perilaku anak yang sangat akif dapat merupakan suatu hal yang normal ditemukan maupun bagian dari sebuah kondisi medis yang disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan, ditandai dengan berbagai keluhan seperti perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan.

Tiga gejala utama yang nampak pada perilaku seorang anak ADHD adalah :

- Inatensi atau kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian secara utuh terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal lain

- Hiperaktif  yaitu perilaku yang tidak bisa diam. Duduk tenang merupakan suatu hal yang sulit dilakukan. Anak akan bangkit dan terus berlari, berjalan, bahkan memanjat-manjat. Selain itu, ia cenderung banyak berbicara dan menimbulkan suara berisik.

- Impulsif yaitu kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak sabar)


Seorang anak dapat dikatakan memiliki gangguan hiperaktif apabila memiliki setiap keluhan di atas yang menetap minimal selama 6 bulan, baik di rumah maupun lingkungan sekolah, dan terjadi sebelum anak mencapai usia 7 tahun.

Saat ini yang diperlukan adalah kesabaran Anda untuk membimbing dan mengajari anak Anda bagaimana berperilaku yang baik dan benar dengan memberikan contoh yang baik untuk anak Anda. Memang, tidak semua perilaku anak yang sangat aktif dapat digolongkan sebagai ADHD akan tetapi orangtua harus tetap waspada dan lebih cermat dalam menilai perilaku anak. Apabila Anda merasa bahwa anak Anda telah memenuhi kriteria di atas, maka sebaiknya Anda segera mengonsultasikannya ke psikolog atau psikiater anak untuk memastikannya, agar terapi dapat segera dilakukan secara optimal. Hal ini penting karena gangguan hiperaktivitas dapat berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik anak, serta kemampuannya dalam menyerap pelajaran dan bersosialisasi.

Read More
0 komentar