Yuk, Cegah Gigi Berlubang

Periksa gigi secara rutin untuk mencegah gigi berlubang


Jakarta – Kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2012 di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, dimulai sejak Senin (1/10). Berlangsung selama tiga hari, hingga Rabu (3/10), kegiatan ini melibatkan sebanyak 64 dokter gigi yang didampingi sekitar 224 mahasiswa kedokteran gigi dan 13 perawat gigi. 

Pada kesempatan ini, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan berupa penambalan sederhana yang tidak melibatkan perawatan syaraf gigi (menggunakan bahan tambal amalgam, komposit, atau glass lonomer). Ada juga pelayanan berupa pencabutan tanpa komplikasi gigi sulung atau gigi tetap, pembersihan karang gigi, dan perawatan pencegahan gigi berlubang dengan aplikasi Fluoride atau Fissure Sealant.
 
 Drg. Henny Krishnawati, Sp.Pros, MARS, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) mengatakan, “Guna memberikan edukasi dini, pihaknya juga mengundang sekitar 400 anak dari sejumlah SDasar di sekitar kampus untuk mendapatkan penyuluhan seputar merawat gigi dan mulut. Tujuannya, agar mereka dapat memahami dan menjalani perilaku menyikat gigi dua kali sehari dengan tepat.” 

 Dampak Gigi Berlubang
 
BKGN 2012 merupakan kerjasama antara Unilever Indonesia dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut dengan kebiasaan baik berkunjung ke dokter gigi secara teratur. Juga, menyikat gigi minimal 2 kali sehari, yaitu saat pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur untuk mewujudkan Senyum Sehat Indonesia. 

 Menurut Drg. Ratu Mirah Afifah GCClindent., MDSc, Professional Relationship Manager Oral Care Unilever Indonesia, hasil BKGN 2011 menunjukkan sekitar 94% pengunjung mengalami permasalahan gigi dimana sebagian besar pasien adalah anak-anak. Hal ini sangat disayangkan karena dapat mengakibatkan rasa sakit, gangguan penyerapan makanan, dan menyebabkan penyakit di bagian tubuh lain. Selain itu, gigi berlubang yang tidak diobati akan memberikan dampak fisik dan psikologis selama masa pertumbuhan anak, termasuk dalam berpenampilan, cara berbicara, dan bersosialisasi. 

Karena itu, masalah gigi berlubang jangan dibiarkan hingga parah karena akan mempengaruhi kualitas hidup dimana pasien memiliki risiko tinggi untuk dirawat di rumah sakit. Hal ini berdampak pada biaya pengobatan tinggi dan berkurangnya waktu belajar di sekolah. “Di Indonesia, sakit gigi mengakibatkan seseorang kehilangan waktu  kerja atau  sekolah rata-rata 4 hari setiap bulannya. Jadi, cegah gigi berlubang mulai sekarang!” imbau Drg. Ratu.

Senin, 08 Oktober 2012 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Ayah/Bunda ke Blog kami. Silahkan apabila Ayah/Bunda dan pembaca ingin berkomentar tentang isi Blog kami. Thanks